Paskah  bagi sebagian besar orang Kristen dianggap sebagai perayaan keagamaan  yang paling penting dibandingkan perayaan yang lain. Namun banyak orang  yang mengaku Kristen tidak terlalu mempedulikan perayaan ini meskipun  mereka sangat percaya kepada Kristus dan kepada pengorbanan kematian  serta kebangkitan-Nya.
Hal  yang menarik dari majalah “The Good News” edisi Maret-April 2007,  terdapat sebuah artikel yang ditulis oleh Jerold Aust’s tentang perayaan  Paskah termasuk penjelasan dari lima orang Kristen yang telah membuat  pilihan untuk tidak merayakan pPskah. Demikian kata mereka:
 “Saya  tidak merayakan Paskah karena Paskah saat ini tidak ada hubungannya  dengan Kristus, pengorbanan-Nya maupun dengan Alkitab. Paskah berasal  dari ritual dan perayaan kafir dan Tuhan memberitahu kita untuk tidak  mengikutinya... Tuhan tidak menginginkan kita belajar dari jalan  bangsa-bangsa sehingga kita melakukan apa yang bangsa-bangsa lakukan.  Apa hubungannya antara kelinci Paskah dan mewarnai telur dengan Kristus  maupun kematian-Nya untuk menebus dosa dunia serta kebangkitan-Nya pada  hari yang ketiga? Tidak ada hubungannya sama sekali. Kekristenan telah  mengadopsi festival orang dunia dan menyebutnya sebagai perayaan  kristen, dan dengan melakukannya, kita tidak mentaati Allah.” (Seorang  manager perusahaan di Australi)
 “Saya  dan istri bertahun-tahun yang lalu menemukan bahwa Paskah adalah  kebiasaan bangsa kafir dan tidak ada hubungannya dengan kematian maupun  kebangkitan Yesus Kristus. Paskah tidak pernah dirayakan oleh gereja  mula-mula di Perjanjian Baru. Setelah kami mengetahui tentang asal-usul  perayaan ini, kami pun berhenti merayakannya...” (Seorang Kepala Sekolah  SMU di California)
 “Sebagai  seorang istri dan ibu, saya tidak merayakan Paskah karena saya  menyadari mendandani diri untuk kebaktian minggu Paskah dengan fashion  terbaru baik untuk diri sendiri maupun untuk anak-anak sama sekali tidak  ada hubungannya dengan kematian dan kebangkitan Tuhan dan Juru Selamat  kita Yesus Kristus. Bahkan, melakukan hal itu lebih menunjukkan ejekan  daripada penghormatan kepada Yesus. Dan dengan membiarkan serta  mengajarkan anak-anak untuk menyembunyikan dan berburu telur Paskah  serta memiliki kelinci Paskah tidak mengajarkan mereka akan  prinsip-prinsip kebenaran akan bagaimana seharusnya hidup seturut dengan  kehendak Tuhan. Ada begitu banyak prinsip Tuhan yang harus mereka  lakukan dan saya tidak ingin menyesatkan maupun membingungkan mereka  dari prinsip-prinsip Tuhan yang hakiki.” (Seorang editor di Texas)
 “Satu-satunya  Paskah disebutkan di Alkitab adalah dari kesalahan penterjemahan akan  pentahbisan Paskah yang saleh (Kisah 12:4). Istilah Paskah tidak lagi  disebutkan di bagian manapun dari Alkitab sedangkan masih banyak  hari-hari lain yang diperintahkan dan digambarkan untuk tetap  dijalankan. Peristiwa  seputar kebangkitan Kristus tidak menunjukkan  bahwa Kristus bangkit saat matahari terbit atau bahkan mendekati itu.  Misalnya saja, Yohanes menunjukkan pada saat Maria Magdalena pergi ke  kuburan hari masih gelap – Kristus telah bangkit. Jika melacak kembali  etimologi dari istilah Paskah, maka merujuk pada dewa palsu kesuburan  dan bukan dari Alkitab.” (Seorang profesor universitas di Georgia)
 “Pertama-tama,  hari libur maupun perayaan Paskah oleh komunitas Kristen dunia bukanlah  dalam bentuk perayaan, acara maupun kebaktian yang tidak dapat Anda  temukan di bagian manapun di Alkitab. Bahkan Paskah sesungguhnya nama  dari dewi kuno bangsa kafir yang berakar dari zaman Babilonia kuno,  sebuah masa sebelum kelahiran Kristus. Kedua, tidak ada pengajaran di  dalam Perjanjian Baru baik oleh Kristus maupun melalui para rasul-Nya  mengenai Paskah maupun hal spesifik lainnya yang berkaitan dengan hal  itu. Perayaan Paskah muncul di gereja Roma setelah seluruh rasul  meninggal dan gereja yang didirikan Kristus telah tersebar kemana-mana.  Ketiga, jika Kristus memang menginginkan kita untuk merayakan dan  menghormati kebangkitan-Nya melalui Paskah, mengapa Ia tidak memberikan  perintah yang spesifik kepada murid-murid-Nya dan juga kepada para  pemimpin gereja? Anda tidak dapat menemukan pengajaran di bagian manapun  dari Perjanjian Baru yang mencatat perayaan maupun penghormatan  terhadap kebangkitan-Nya. Tidak ada festival maupun upacara diberikan  atau dijelaskan di dalam sana. Namun, ada banyak perintah dan contoh  Kristus yang mengajarkan kita untuk menghormati, mengingat dan merayakan  kematian-Nya dengan apa yang kita sebut Paskah (Passover)...” (Seorang  bisnisman di Carolina Utara)
 Semua  orang Kristen, baik mereka yang merayakan Paskah maupun yang tidak,  setuju akan satu hal: Paskah tidak selalu melambangkan kebangkitan  Kristus dari kematian dan pada awalnya merupakan perayaan bangsa yang  tidak mengenal Tuhan akan pembaharuan dan kelahiran kembali.
 Bagaimanapun  juga pada hari ini, makna Paskah bagi kebanyakan sesuai dengan prinsip  yang kita jalani. Hal yang terpenting yang dapat kita lihat orang  Kristen adalah untuk menghormati dan mengakui kebangkitan Kristus dari  antara orang mati dan janji akan kehidupan kekal bagi mereka yang  percaya.
 Semua  hal yang kita lakukan berasal dari hati dan dari penjelasan orang-orang  Kristen di atas, poin terpentingnya adalah mereka memang tidak  ‘merayakan’ Paskah namun bukan berarti mereka mengabaikan akan makna  terdalam dari Paskah yang kita kenal saat ini, yaitu Yesus telah mati  menanggung segala dosa manusia dan bangkit dari antara orang mati  menyediakan keselamatan dan kehidupan yang kekal bagi mereka yang  percaya kepada-Nya.
 Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda ‘merayakan’ Paskah atau tidak?
Sumber : http://www.jawaban.com 





0 komentar:
Posting Komentar