MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte
mengatakan, dia tidak mengetahui pemerintah Amerika Serikat (AS)
memberikan bantuan kepada pasukan pemerintah dalam pertempuran melawan
kelompok Maute di Filipina Selatan. Dia juga mengaku tidak pernah
meminta bantuan kepada AS.
"Saya tidak pernah mendekati Amerika untuk meminta bantuan. Saya tidak menyadari kehadiran mereka, sampai mereka tiba," kata Duterte dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (11/6).
Sebelumnya diwartakan, pasukan khusus AS dilaporkan mulai terlibat dalam operasi melawan kelompok sayap ISIS di Filipina. Bantuan AS ini datang di tengah kesulitan yang dialami tentara Filipina untuk merebut kembali Marawi dari kelompok Maute.
Militer Filipina mengatakan, tentara AS hanya memberikan bantuan teknis untuk mengakhiri pengepungan di kota Marawi, yang sudah memasuki minggu ketiga. Militer Filipina menegaskan tidak terlibat langsung pertempuran di kota yang terletak di FIlipina Selatan itu.
"Mereka (tentara AS) tidak berperang, mereka hanya memberikan dukungan teknis," kata juru bicara militer Filipina Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Pentagon, yang tidak memiliki kehadiran permanen di Filipina, namun selama bertahun-tahun telah menyiagakan 50 sampai 100 pasukan khusus di bagian selatan negara tersebut dalam latihan rotasi, mengkonfirmasi pihaknya membantu militer Filipina di Marawi.
Dikatakan dalam sebuah pernyataan, Pentagon menyebut pihaknya memberi pasukan militer bantuan dan pelatihan keamanan di bidang intelijen, pengawasan dan pengintaian. AS memiliki tambahan 300 sampai 500 tentara di negara tersebut untuk mendukung pelatihan dan kegiatan reguler, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
"Saya tidak pernah mendekati Amerika untuk meminta bantuan. Saya tidak menyadari kehadiran mereka, sampai mereka tiba," kata Duterte dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (11/6).
Sebelumnya diwartakan, pasukan khusus AS dilaporkan mulai terlibat dalam operasi melawan kelompok sayap ISIS di Filipina. Bantuan AS ini datang di tengah kesulitan yang dialami tentara Filipina untuk merebut kembali Marawi dari kelompok Maute.
Militer Filipina mengatakan, tentara AS hanya memberikan bantuan teknis untuk mengakhiri pengepungan di kota Marawi, yang sudah memasuki minggu ketiga. Militer Filipina menegaskan tidak terlibat langsung pertempuran di kota yang terletak di FIlipina Selatan itu.
"Mereka (tentara AS) tidak berperang, mereka hanya memberikan dukungan teknis," kata juru bicara militer Filipina Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Pentagon, yang tidak memiliki kehadiran permanen di Filipina, namun selama bertahun-tahun telah menyiagakan 50 sampai 100 pasukan khusus di bagian selatan negara tersebut dalam latihan rotasi, mengkonfirmasi pihaknya membantu militer Filipina di Marawi.
Dikatakan dalam sebuah pernyataan, Pentagon menyebut pihaknya memberi pasukan militer bantuan dan pelatihan keamanan di bidang intelijen, pengawasan dan pengintaian. AS memiliki tambahan 300 sampai 500 tentara di negara tersebut untuk mendukung pelatihan dan kegiatan reguler, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
0 komentar:
Posting Komentar